REALISASI SYAHADAT

Syarat keislaman seorang hamba adalah syahadat. Syahadat merupakan landasan, inti ajaran Islam, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Tiada ikrar paling kuat dan bermakna selain syahadat. Syahadat akan menghubungkan interaksi pada hati seseorang yang mengikrarkannya, yaitu cinta, ridha, dan shibghah.
Cinta, “Sesungguhnya orang-orang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal” [Al-Anfal: 2]. “...Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah...” [Al-Baqarah: 165].
Ridha, “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya” [Al-Baqarah: 207]. Shibghah, “Shibghah Allah, siapa yang lebih shibghahnya daripada Allah? Dan kepada-Nya kami menyembah” [Al-Baqarah: 138]
Setelah seseorang mampu menginteraksikan ketiga hal tersebut, maka hatinya sepenuhnya untuk Allah. Laillaha illallah.. Beriman adalah meyakini dalam hati, mengucapkan dalam lisan, dan melakukan dalam perbuatan. Maka realisasi dari syahadat yang telah diucapkan dan diyakininya akan direalisasikan dalam tindakannya. Allah adalah tujuan hidupnya, apapun yang dilakukannya hanyalah untuk mendapatkan keridhaan-Nya, tiada yang lain. Ia selalu mendahulukan hal-hal yang Allah ridha padanya dan tanpa ragu akan meninggalkan segala hal yang menjauhkan ridha Allah.
Islam sebagai pedoman hidupnya, Islam merupakan satu-satunya agama Allah. Barangsiapa yang mengikuti dan menjadikan Islam sebagai pedoman hidupnya, maka Allah menjamin keselamatan baginya. Allah berfirman dalam Surah Al-An’am ayat 153, “dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-berai kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa”. Islam sebagai agamanya, begitu pula Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi nya. Sebagai suri tauladan dalam hidupnya. Nabi Muhammad SAW, manusia terbaik yang Allah ciptakan untuk meluruskan jalan kebenaran yaitu jalan Allah Ta’ala.

-AMK KMIP-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KMIP: Wadah Berorganisasi dan Menjalin Persaudaraan

Ulang Tahun, Tradisi Jahiliyah

Indahnya Ukhuwah Islamiyah